Dua hari menjelang long weekend minggu lalu, teman-teman di kantor mulai kasak kusuk mencari tempat untuk menghabiskan liburan. Beberapa diataranya melibatkan saya dengan membuat rencana dadakan untuk berangkat ke Bandung sepulang kerja di hari Kamis malam. Mbak Dini bahkan menawarkan untuk menggunakan mobilnya dalam perjalanan. Sejumlah persiapan super singkatpun kami lakukan, diantaranya mencari tempat menginap satu malam dan kemana tujuan kami berlibur ke Bandung. Setelah disepakati, kami berencana akan berwisata ke Kawah Putih Ciwidey dan Tebing Keraton. Sempat nyaris batal berangkat karena dua orang yang rencananya ikut serta tiba-tiba berhalangan. Mas Jun yang tiba-tiba harus mengisi acara di televisi dan Hanum yang tiba-tiba kondisi tubuhnya drop. Tapi angin apa yang membuat Hanum akhirnya tetap masuk kantor dan mengajak saya serta mbak Dini untuk tetap meneruskan rencana semula. Dan akhinya kamipun nekat berangkat berempat dengan personil saya, Mbak Dini, Hanum dan Juned. Sedangkan Mas Jun berjanji akan menyusul kami hari Jumat pagi.
Kamis sore sekitar pk.18.00 kami langsung ngacir dari kantor dan berencana masuk tol dari Tebet. Apa daya, lalulintas Jakarta malam itu sangat tidak bersahabat. Sampai mendekati pk.21.00 kami baru sampai di kawasan Pancoran dan memutuskan untuk makan malam dulu di Tebet Green. Mendekati pk.22.00 kami melanjutkan perjalanan dan ternyata macet panjang belum berakhir. Meskipun tersendat kami memutuskan untuk jalan terus. Karena kemacetan panjang tersebut kami baru keluar dari tol Kopo sudah hampir pk.02.00. Selanjutnya tinggal mengikuti penunjuk arah yang cukup banyak dan jelas untuk menuju Ciwidey. Dalam kondisi demikian sepertinya akan sangat mubazir bila tetap meneruskan rencana menginap di hotel. Akhirnya kami memilih tidur di area warung-warung sebelum gerbang masuk Kawah Putih Ciwidey. Untungnya kami bukan satu-satunya yang memutuskan tidur di sana. Ada beberapa mobil lain yang sepertinya juga menunggu pagi untuk naik ke atas kawah. Kami sempat ngemil dan minum bandrek susu di salah satu warung. Dan bandrek susunya enak sekali menurut saya. Harganya juga tidak mahal. Selesai ngemil, satu persatu kami masuk ke mobil untuk tidur karena udara di luar yang sangat dingin.
Pk.06.00 pagi kami sudah bangun dan langsung sarapan tahu sumedang panas beserta bandrek susu di warung yang semalam. Mbak Dini dan Hanum awalnya ingin menumpang mandi, tapi ternyata airnya sangat dingin sehingga akhirnya hanya cuci muka saja. Dari tempat kami menginap ini ada dua cara untuk menuju Kawah Putih, yaitu naik Ontang Anting atau sejenis kendaraan umum seharga Rp.15.000,-/orang dan kedua tentu saja dengan mobil yang kami bawa dengan membayar uang masuk untuk mobil sebesar Rp,150.000,-. Lebih mahal memang ketimbang naik ontang anting, tapi demi alasan kepraktisan suaya tidak perlu tunggu menunggu penumpang lain pada saat akan naik dan turun akhirnya kami pilih cara kedua. Kami sempatkan terlebih dahulu untuk foto-foto riang gembira. Mulai dari foto sendiri-sendiri sampai foto berempat termasuk foto alas kaki yang kami pakai. Kapanlagi lah. Hahahaha..
Setelah membayar retribusi masuk, kami mulai memasuki jalan menanjak yang hanya cukup untuk dua mobil saja. Itupun kalau ada mobil yang berukuran besar, salah satunya harus menepi sedikit supaya bisa muat untuk dilalui. Karena udara sangat segar dan dingin, kami memutuskan untuk membuka jendela lebar-lebar dan mematikan AC. Maksud lainnya adalah supaya mobil lebih kuat menanjak. Menurut Hanum dan Juned yang sudah pernah ke sini sebelumnya, jalanan yang kami lalui sudah mengalami pelebaran dibandingkan kunjungan mereka sebelumnya. Syukurlah kalau begitu.. Suasana yang hening dengan kicau burung dan kabut tipis yang turun membuat perjalanan jadi begitu romantis kalau bersama pasangan. Sayangnya yang duduk di sebelah saya adalah Juned dan yang duduk di belakang adalah Hanum dan Mbak Dini yang merupakan teman kantor. Rusak sudah khayalan akan suasana romantis.
Sekitar 20 menit melewati jalan mendaki, sampailah kami pada sebuah tempat datar yang cukup luas. Ini adalah tempat pemberhentian mobil maupun ontang anting sebelum menuju ke Kawah Putih. Ada sebuah rumah kayu bertuliskan Perhutani. Kalau mau ke toilet juga tersedia di sini. Tempat parkiran sangat luas sehingga tidak perlu kuatir tidak mendapat tempat. Jangan lupa untuk berfoto di depan tulisan Kawah Putih seperti yang saya lakukan. Kalau bisa sih naik ke atas kawah sepagi mungkin, sebab kalau semakin sore akan lebih banyak orang yang datang dan pastinya harus mengantri untuk berfoto di tempat yang diinginkan.
Untuk menuju kawah kita harus melewati gerbang yang kalau menurut saya sih mirip dengan gebang-gerbang kuil di Jepang. Mumpung bagus dan ngga ada orang lewat, langsunglah pasang gaya di depan gerabang. Puas foto-foto langsung deh menuruni tangga untuk menuju kawah. Tangganya sudah dibagi menjadi 2 bagian, satu bagian untuk turun dan satu bagian untuk yang akan naik. Jadi lebih teratur lah.
Dan inilah Kawah Putih Ciwidey dengan warna air yang berwarna putih kehijauan. Warna kawah terkadang berubah menjadi lebih hijau dan terkadang lebih putih seperti saat saya datang tempo hari. Untungnya belum ramai orang yang berada di kawah sehingga kita leluasa untuk memilih tempat berfoto. Kabarnya Kawah Putih ini terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Kawah ini terletak pada ketinggian 2090 mdpl di bawah puncak Gunung Patuha. Untuk alasan keselamatan sebaiknya kita membawa dan menutupi hidung dengan masker, apalagi bila angin sedang berhembus kencang.
Menyenangkan sekali tamasya ke Kawah Putih Ciwidey. Apalagi perginya bersama teman-teman. Ada teman ngobrol dan pastinya ada teman yang bisa diminta untuk memotret kita dalam berbagai pose. Oh ya, kalau mau ke Kawah Putih Ciwidey, siapkan baju hangat seperti jaket dan pakai celana panjang yah supaya tidak masuk angin karena cuaca di sana yang cukup dingin. Catatan perjalanan ke Tebing Keraton akan saya tulis dalam postingan berikutnya. Nantikan yah...
Wiii, kawah putih ciwidey! Jadi inget masa pacaran dulu, jauh - jauh naik sepeda motor ke kawah putih terus pulangnya keujanan :P Tempatnya memang romantis sih kawah putih ini, tapi asep belerangnya kecium banget. Jadi nggak terlalu kuat berlama - lama disini. Eh, mampir ke situ patenggang sekalian enggak? :D
ReplyDeleteKemarin juga ngga lama di sana mas karena anginnya kencang dan langsung kleyengan nyium bau belerang. Hahahaha.. Kita juga ngga sempat mas ke situ Patenggang karena mau ngejer Tebing Keraton
DeleteKak fahmi, kalo masih pacaran semua nya indah yaaaaaa. Mau naik motor keujanan pun OK yessss. Ntra coba kalo dah nikah 5 th lagi, kira2 masih YESSS ngak bersusah2 naik motor ber 2 hahaha
DeleteKak fahmi, kalo masih pacaran semua nya indah yaaaaaa. Mau naik motor keujanan pun OK yessss. Ntra coba kalo dah nikah 5 th lagi, kira2 masih YESSS ngak bersusah2 naik motor ber 2 hahaha
Deletemacetnya emang parahhh banget ri pas long weekend kemaren....penuh perjuangan yaa mau ke kawah putih....gua juga pengen kesana lagi, tapi ga tahan macetnya.
ReplyDeleteiya kalo akhir pekan itu PR nya ngadepin macet deh
Deletemakjleb...
ReplyDeleteudah lama ga ke ciwidey :)
dulu pernah terperosok gara2 konvoi naik trail
he he he
suka sama pemandangan pas ada kabut mas
serasa gimana gitu
iya mas, bikin romantis. hahahaha
DeleteKeren ya,,, mungkin bgus kali ya beremdam bg yg punya masalah kulit kan berbelerang hehehe
ReplyDeletetapi di sana ngga boleh berendam loh
Deletebagus ya tempatnya... macet2nya jadi worth ya...
ReplyDeletetapi lebih kece kalo ngga pake macet Man.. hahahaahha
DeleteAku kek nostalgia baca postingan ini, Mas. Aku pernah hujan2an di kawah putih sama una chan. Hahaha
ReplyDeleteSellau ramai yo. Kamu ngga mampir ke goa2 di situ, Mas? Menantikan tebing keraton. . .
Kalo goa-goa di Tahura aku udah pernah mampir pas lari, tapi ngga sempet foto
DeletePengen touring ke sini ah...hehe
ReplyDeleteIya mbak.. ajak akang
DeleteKapan-kapan pengen ke sini ah..
ReplyDeleteSepagi mungkin mbak biar belum ramai :)
Deletewahhh enak pas sepi :D
ReplyDeletedulu pas kesini lg rame bgt hhehe
karena masih pagi banget ke sananya. Siangan dikit udah rame banget tuh
DeleteApalag bawa anak-anak ya, jaket itu wajib banget dibawa
ReplyDeleteBetul mbak. kudu deh bawa jaket dan obat-obatan masuk angin. buat jaga-jaga aja sih
DeleteRusak sudah khayalan romantis....
ReplyDeleteGak salah tuh Mas? Kan kamu bisa romantis-romantisan sama juned di sepanjang jalan. Kurang puas? HHAHAHAHAHAAH....
Deuh, jangan disebut dong soal tidak mandi itu :D
hahahahahaha.. emang gak mandi kan :))
Deletekalo mau trip lg k ciwidey bs kontek sy mas goiq, Eki (081379380135), keluarga sy bs sediain tmpat inap,tinggal bayar uang makan aja nti dimasakin ::
ReplyDeletewaaah terima kasih Maliq.
Deletewaduh jadi kangen ciwidey
ReplyDeletekacaw ga om, masa aku terakhir kesana tahun 98..?
udah kaya bumi sama langit pasti suasananya
bukan pas lagi pacaran kan mas ?? hahahaaha
Deleteterimakasih banyak ya? sudah berbagi cerita & berita yang sangat menarik. akhir-akhir ini sudah jarang mendapati blog berisi artikel manfaat seperti ini, keren!!
ReplyDeleteMbak2nya yg pakai sandal akhirnya ganti sepatu ya... hahahah
ReplyDeleteBtw, kayaknya perjalanan ke tempat ini enak buat running ya. Kiri kanan pohon rimbun. Pasti suwejuk.
kamu detail banget Ndop.. hahahahaha
DeleteBagus banget tempatnyaaaa
ReplyDeleteKesan ademnya beda ya sama pegunungan biasa kak
P.S.
Sekarang makin sering foto selfie yaaaa
hahahahahaa... dari duu sih sebenernya. cuma dulu jarang pamer :))
DeleteKabutnya itu looo, liat fotonya ikut merasakan kesejukan dari sinii
ReplyDeletebetul banget :)
Deletesuasanya lagi sepi yah.... jadi enak banget serasa milik sendiri :D
ReplyDeletebener mas. puas foto-foto di sana
DeleteSerunya ke Ciwidey. Aku terakhir kesana di tahun 2005. Gila, sudah hampir 10 tahun semenjak waktu itu! Hahaha :D
ReplyDeletewuiih udah lumayan lama juga yah Ko
DeleteArtikelnya sangat bermamfaat dan menarik...
ReplyDelete..
Salam kenal dan salam kenal:)....
dulu diajak kesana sama teman tapi gabisa gara2 dulu kuliah lagi ujiaan :( mau kesanaaaa :D
ReplyDeleteayo bikin rencana ke sana lagi :)
Deletewahhhh banyak bgt berubah kawah putih..aku trakhir ksana pas uang masuknya cuma 5000 mas ;p.. udh lama bangettttt ;p.. dan setahun ato 2 thn kmudian tmpat wisata ini lgs komersil bgttt -__-
ReplyDeleteiya nih, sekarang udah lumayan komersil nih
DeleteTerimakasih, postingan-nya sangat bagus sekali. Senang sekali berkunjung ke blog anda. saya bantu share ya gan? semoga dapat bermanfaat buat kita semua. Amin :D :D
ReplyDeleteSelamat sore, salam kenal nih kak.. mampir ya, blognya bagus banget nih templatenya, isinya juga keren-keren, penuh info penting dan bermutu, keep posting ya kaka ^^
ReplyDeleteWiiiih... pernah nih ke sini.
ReplyDeleteTapi hujan.. BUBAAAAAARRRR.....
sayang banget yah. aku pas ke Tebing Keraton tuh pas kena gerimis
Deletegw kesini trakhir berapa belas taun yg lalu donk hahahaa
ReplyDeletehhahahaahhaa.. ksana lagi yok
DeleteTerimakasih atas semua artikel bermanfaat yang sudah anda publikasikan melalui blog yang menarik ini, saya tunggu postingan selanjutnya, have a nice day, kawan :)
ReplyDeletewah...seru banget nih di sini...suasananya dingin
ReplyDelete